Terancam Mati karena Sabu


Ngeri membaca berita akhir-akhir ini. Ada artis pelawak legendaris yang tertangkap mengkonsumsi narkoba. Bahkan yang lebih mengejutkan, ada juga profesor sebuah perguruan tinggi ternama yang tertangkap mengkonsumsi narkoba bersama seorang rekannya dan dua mahasiswi. Profesor? Ya, profesor. Sebuah jenjang kepangkatan tertinggi dalam sebuah institusi pengetahuan bernama universitas. Beliau bukan pula orang sembarangan. Dulu semasa mahasiswa pernah jadi mahasiswa teladan. Beliau juga pembina karate, bahkan Wakil Rektor di perguruan tingginya.

Tidak, saya tidak ingin membahas tentang pribadi para pelaku. Kalau narkoba ini sampai mampu memikat seorang profesor mantan mahasiswa teladan, tentu ada bahaya yang memikat di benda ini.

Saya kemudian bertanya kepada Sendy Sontosa, sahabat saya yang berprofesi sebagai konselor untuk pecandu narkoba yang ingin tobat. Baik sang pelawak maupun sang profesor sama-sama menjadi korban sabu. Apa itu sabu? Ternyata menurut Sendy yang juga sufi dan salah satu pendiri Pusat Inovasi dan Kemandirian Indonesia Raya (PIKIR) ini, sabu digunakan untuk membuat pecandunya bersemangat, bahkan tahan tidak tidur dan melakukan aktivitas dalam waktu yang lama.

Kebetulan malam ini juga saya menonton sebuah program di National Geographic Channel. Nama program ini adalah Drugged: High on Meth, yang bercerita tentang pecandu sabu dan alkohol. Inilah salah satu episodenya:

Video NGC tentang Pecandu Sabu

Seorang pecandu sabu hidupnya hancur dan kesehatannya rusak. Dalam film NGC itu diceritakan bagaimana Clifford kecanduan sabu hingga diperiksa dokter bahwa korneanya di ambang kerusakan. Kalau dia masih menggunakan sabu, korneanya harus diimplant, diganti. Padahal hukum di Amerika Serikat menggariskan bahwa pecandu sabu tidak boleh mendapat pelayanan implant kornea. Jadi sangat berat untuk Clifford kalau dia masih kecanduan sabu: sabu merusak korneanya, tapi hukum mencegahnya mendapatkan pelayanan implant kornea kalau dia merupakan pecandu sabu.

Di episode yang sama juga ada Hayley. Gadis berumur 24 tahun itu kecanduan alkohol. Dia jadi pengangguran dan kerjanya hanya minum alkohol. Siapa sangka bahwa dulunya dia pemain tenis berprestasi? Ya, Hayley di usia 16 tahun adalah pemain tenis yang sering menjuarai turnamen di kotanya. Tapi dari situ pula tragedi bermula. Hayley memiliki affair dengan pelatih tenisnya yang berusia 40 tahun di atas dia. Karena sang pelatih juga adalah orang terpandang di kota itu, dia tidak mau affair ini diketahui orang banyak. Maka Hayley berkenalan dengan alkohol dan kecanduan sampai 8 tahun. Pemeriksaan dokter menunjukkan organ hatinya sudah di ambang kerusakan karena Hayley sudah banyak kecanduan alkohol.

Pengaruh Jahat Sabu Pada Otak (Sumber: NGC)

Saya kira film semacam Drugged: High on Meth ini perlu juga dibuat versi Indonesia-nya. Perlu disebarkan di sekolah-sekolah dan pusat-pusat anak muda. Tips paling gampang bagi mereka yang tidak ingin kecanduan narkoba dan alkohol: begitu ada teman dalam lingkungan pergaulan yang terkena jeratan narkoba atau alkohol, tinggalkan lingkungan itu. Jika tidak mampu membawanya ke konselor atau pusat rehabilitasi, tinggalkan. Jeratnya lebih mengerikan daripada yang diduga. Seorang profesor saja bisa kena.


Leave a Reply